Senin, Juli 29, 2013

Wahana Antropologi - Sinkretisme

>
Sinkretisme diartikan sebagai sebuah peleburan atau pencampuran antara agama asli manusia dengan unsur-unsur kebudayaan setempat. Dalam hal ini biasanya unsur kebudayaan yang lebih kuat menyatu dengan unsur agama sebagai unsur baru yang masuk dalam suatu komunitas. Dalam agama Islam unsur-unsur pengaruh budaya Jawa sangat kental terasa karena kebudayaan tersebut melekat erat dalam benak masyarakat kita. Hadirnya agama-agama Islam Kejawen adalah contohnya. Orang yang memeluk agama Islam Kejawen mengakui adanya “Gusti Allah” namun mereka melakukan ritual dengan memberikan sesajen dan doa doa yang lain dengan hukum dan aturan yang ditetapkan dalam Islam. Selain itu acara-acara seperti pengajian dan yasinan ketika orang meninggal dan mengadakan makan-makan merupakan pencampuran kebudayaan Jawa dengan agama Islam pada konsep orang meninggal.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Monotheisme

>
Monotheisme adalah kepercayaan yang hanya menyembah atau percaya kepada satu dewa saja. Biasanya ini terkait dengan totemisme karena dewa yang disembah umumnya dipersonifikasi melalui berbagai bentuk totem baik itu binatang maupun tumbuhan. Saat ini masyarakat modern juga terkadang masih mengenal adanya dewa-dewa yang diyakini bertahta di kahyangan dan mengendalikan kehidupan di bumi. Dewi Quan-im adalah salah satu contoh personifikasi keyakinan agama Budha yang percaya bahwa dia mengatur kendali hidup manusia di dunia. Keyakinan akan monotheisme yang mengakui adanya satu dewa yang tunggal banyak ditemukan dalam mitologi Yunani.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Politheisme

>
Di dalam masyarakat primitif juga berkembang kepercayaan yang lain, salah satunya kepercayaan mengenai adanya kekuatan dewa-dewa yang merupakan kekuatan sakral yang cenderung dipersonifikasikan atas adanya daya alam yang bersifat magis. Hal ini mempunyai pengertian bahwa pada masyarakat primitif percaya bahwa keberadaan alam ini merupakan suatu proses kejadian dari adanya daya sakral yang menjadikan.

Berasal dari keberadaan alam ini masyarakat primitif beranggapan bahkan mempercayai bahwa alam ini ada dewa yang mengatur. Hal inilah yang dikenal dengan polytheisme. Dalam kepercayaan ini melaksanakan ritualnya dengan jalan melakukan sajen sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut, contoh pada masyarakat bertani diadakan upacara metik pari sebagai ucapan syukur masyarakat Jawa terhadap dewi sri (dewi kesuburan) yang dilakukan menjelang panen. Begitu juga pada waktu awal musim tanam melakukan upacara cocok tanam dengan membawa segala macam bentuk makanan yang dipersembahkan kepada dewa dengan tujuan agar tanamannya akan bertambah subur dan dapat di panen dengan selamat.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Totemisme

>
Pada aliran kepercayaan ini mempunyai sifat yang sama dengan animisme namun mempunyai perbedaan adanya kepercayaan terhadap roh halus yang terdapat pada binatang. Dalam hal ini binatang dielu-elukan sebagai wujud makhluk halus yang memiliki daya sakti seperti kerbau, sapi, kambing, ular, dan sebagainya. Keyakinan seperti ini mudah ditemukan, misalnya: seorang sopir takut menabrak kucing sebab akan membawa bahaya bagi pengendara dan penumpangnya.

Di kalangan masyarakat Bali mensucikan lembu/sapi seimbang dengan pemujaan terhadap dewa Brahma. Di masyarakat solo pada waktu kirab menyertakan lembu “bule” yang dianggap sakral bagi masyarakat solo, bahkan kotorannya pun sering diperebutkan untuk ditanam di wilayah pertanian agar subur. Penyembahan binatang bukan sekedar budaya tetapi sudah masuk ke dalam dunia teologi atau mitologi.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Dinamisme

>
Pengertian dinamisme dalam pemahaman yang telah dikembangkan dalam masyarakat mempunyai pengertian suatu paham atau aliran keagamaan yang mempercayai adanya daya-daya sakral yang ada pada suatu benda yang dapat membawa kebahagiaan manusia atau mendatangkan mara bahaya terhadap manusia dan lingkungannya, baik secara individu maupun masyarakat.

Hal ini mengakibatkan manusia merasa sebagai makhluk hidup kecil yang sangat bergantung kepada benda-benda tertentu yang dianggap bertuah. Dinamisme dalam praktik dapat ditemui melalui jampi-jampi jika dibutuhkan kekuatan gaib. Contoh: pada kalangan masyarakat Jawa terdapat kepercayaan terhadap benda-benda tertentu seperti keris atau pada masyarakat yang lain yang mempercayai senjata-senjata tajam yang kuno. Begitu pula pada masyarakat Sulawesi Selatan yang mempercayai cincin yang dapat membuat pemiliknya kebal. Di Kraton Yogyakarta benda benda tersebut dinamakan “kyai”, seperti keris, kereta, gong, dan alat alat kerawitan. Perlakuan terhadap benda-benda itu dilakukan waktuwaktu tertentu atau secara berkala dengan jalan dibersihkan dan dimandikan seperti keris-keris pusaka pada waktu jum’at kliwon. Pada hari itu senjata-senjata tersebut dimandikan/disucikan dengan air kembang dan jeruk.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Animisme

>
E.B. Tylor dalam bukunya “The Primitive Culture”, kata Animisme berasal dari kata anima yang artinya jiwa atau nyawa. Masyarakat penganut kepercayaan animisme percaya segala sesuatu memiliki jiwa atau “soul”, termasuk binatang, tumbuhan, karang, gunung, sungai, bintang dan lain sebagainya. Setiap segala sesuatu yang dianggap mempunyai jiwa ini dipercayai memiliki kekuatan, spiritual yang dapat melindungi atau bahkan mencelakakan mereka termasuk juga roh-roh nenek moyang.

Pada kepercayaan atau agama primitif ini cenderung memuja atau takut dan percaya kepada sesuatu yang menguasai wilayah yang ditempati. Pandangan suku-suku primitif tentang jiwa muncul dari anggapannya tentang mimpi. Di dalam mimpi orang-orang primitif melihat dirinya sendiri berjalan keluar dari dirinya. Seperti itulah orang mati, jiwanya pada hakekatnya tidak hancur bersama jasadnya namun berpindah atau menempati tempat tertentu yang dianggap angker atau mengerikan. Dapat juga berada pada seseorang (reinkarnasi), pohon besar, batu, dan gunung tergantung apa yang dimaui. Roh orang yang meninggal tidaklah begitu saja putus hubungannya dengan sanak keluarganya, melainkan secara terus-menerus menginginkan berdampingan dengan manusia. Bahkan manusia dihinggapi sehingga orang tersebut mengikuti kehendak roh tersebut, contoh: kesurupan (Ghazali,2000).

Di dalam melakukan hubungan spiritual masyarakat melakukan upacara sakral dalam bentuk selamatan dengan mengadakan sesaji yang semata-mata ditujukan kepada roh-roh halus yang mendiami tempat tertentu. Adanya sesaji berarti roh haluspun dipengaruhi oleh manusia yang pada akhirnya dapat berpihak kepada kepentingan manusia dalam bekerja; bertani, bercocok tanam, beternak, nelayan. Misalnya, di masyarakat pesisir pantai dilakukan upacara ngeruat yang tujuannya supaya tidak terjadi bahaya air laut naik sehingga menyebabkan banjir. Di pantai selatan atau gunung merapi diadakan upacara labuhan untuk keselamatan masyarakat dan terutama menjaga kemurkaan Nyi Roro Kidul dan penunggu gunung merapi.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Sihir

>
Kalau penyakit menimpa tanaman kacang, hal itu adalah sihir. Kalau orang sia-sia mencari binatang buruan di semak-semak, itu adalah sihir. Memang, kalau suatu kejadian malapetaka menimpa seseorang pada suatu waktu dan dalam hubungan dengan salah satu kegiatannya yang bermacam-macam dalam hidupnya, maka sebabnya mungkin karena sihir.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Agama Wahyu

>
Agama wahyu atau meminjam istilah Max Weber 'agama yang dirasionalisasikan' adalah yang disebut agama-agama besar dunia, seperti Yudaisme, Konfusianisme, Hinduisme, dan sebagainya. Bukannya memiliki banyak roh, agama-agama ini cenderung melihat Tuhan dalam bentuk satu atau sekedar prinsip spiritual yang besar. Agama-agama ini umumnya bersifat abstrak dan logis. Tidak seperti penganut agama alam, para pengikut agama wahyu sangat sadar dengan apa yang mereka lakukan dan mereka telah memilih suatu sistem kepercayaan yang sangat teratur. Menurut Weber, sebagian besar agama-agama dunia yang dirasionalisasikan muncul pada saat pergolakan sosial yang besar. Misalnya, Agama Kristen, muncul di tengah-tengah kekacauan sosial yang besar di alam Mediterania Kuno yang disebabkan oleh kemunculan dan menyebarnya peradaban Yunani Romawi.

Di Indonesia sendiri, agama wahyu adalah sebutan untuk agama yang ada setelah terbentuknya negara. Artinya agama tersebut diakui keberadaannya oleh negara, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Tetapi baru-baru ini telah diterimanya agama Kong Hu Cu sebagai salah satu agama yang diakui oleh negara. Konsep Tuhan tidaklah termanifestasi dalam benda-benda material atau kekuatan yang memiliki daya gaib dan supranatural seperti dalam agama bumi. Proses penciptaan bumi diyakini karena campur tangan kekuatan yang berada di luar akal manusia dan disanalah adanya keberadaan Tuhan. Munculnnya konsep manusia pertama (Adam dan Hawa) dalam berbagai versi agama menguatkan manusia untuk menyembah sesuatu yang menciptakannya. Konsep agama tidak lagi muncul karena kepercayaan terhadap benda namun lebih mengacu pada proses pewahyuan agama dari Tuhan kepada seseorang yang dianggap suci.

Manusia sudah mulai menyadari adanya proses pewahyuan dan keyakinan akan adanya Sang Pencipta yang tidak bisa dipersonifikasi dengan alam atau benda material. Hal ini membuat manusia yakin bahwa agama sesuatu hal gaib yang menguasai manusia. Pada saat itu manusia mulai mencari suatu pemikiran yang lebih rasional untuk mencari hakikat tentang Ketuhanan.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Agama Bumi / Alam

>
Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar agama bumi/alam? Tentu kalian telah mendengar istilah ini bukan? Agama bumi/alam (agama tradisional) menurut Weber lebih merupakan karakteristik orang-orang primitif yang kehidupannya berada dalam animisme atau politeisme. Mereka melihat ketuhanan dalam setiap pohon atau batu, dan mengadakan ritual baru pada hampir setiap perubahan kehidupan mereka. Hal ini tidak
terlepas dari pemikiran seorang ahli sejarah agama dari Jerman bernama N. Soderblom (1916) menyebutkan bahwa keyakinan paling awal yang menyebabkan terjadinya religi dalam masyarakat manusia adalah keyakinan akan adanya kekuatan sakti, hal-hal luar biasa dan gaib. Inilah yang mendorong perkembangan agama di masyarakat primitive tercipta seperti animisme, dinamisme, monoteisme, politeisme, dan sebagainya
(akan dijelaskan di bab berikutnya).

Pertama-tama, orang berpikir tentang roh-roh individu yang kecil dan khusus terkait dengan pohon, sungai, atau binatang yang mereka lihat. Kemudian kekuatan-kekuatan mereka mulai meluas. Secara perlahanlahan dalam pemikiran suku, roh suatu pohon tumbuh kuat sehingga menjadi roh dari hutan atau seluruh pohon. Misalnya, di antara dewa Yunani paling awal, Poseidon pertama kali disebut roh 'laut tuhan' selanjutnya ia mendapatkan tubuhnya memegang trisula dan berjenggot mampu meninggalkan laut dan berjalan cepat ke Gunung Olimpus saat Zeus mengumpulkan para dewa untuk bersi
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Air Dan Batu

>
Di samping simbol-simbol besar, dunia purba kaya dengan gambaran dan tanda-tanda yang lebih kecil, yang sering berkaitan dengan hal-hal yang dominan. Misalnya air mengekspresikan ketiadaan bentuk, sifat makhluk yang tak berbentuk sebelum disuruh ke dunia oleh para dewa. Di dalam ritual penyucian, air adalah agen yang membersihkan dan menghapus semuanya, membawa kita kembali pada keadaan yang tak terbentuk.

Sedangkan batu mengesankan hal yang berbeda dengan air. Batu adalah benda keras, kasar dan tak berubah. Bagi seorang primitif, batu menunjukkan sesuatu yang mengindikasikan kesulitan, kehadiran sesuatu
yang mempesonakan menakutkan, memikat dan mengancam. Sebuah batu biasanya hampir tidak akan menarik perhatian kita, tetapi sebuah batu yang sakral akan menimbulkan kekaguman dan ketakutan.

Dari pemikiran di atas tentang agama bumi/alam maka dapat disimpulkan bahwa agama bumi/alam adalah agama yang munculnya melalui kekaguman manusia akan hal-hal yang bersifat gaib dan berada di luar nalar manusia. Tuhan dipersonifikasi dalam bentuk-bentuk kebendaan yang memiliki kekuatan di luar kekuatan manusia.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Matahari dan Bulan

>
Eliade menunjukkan bahwa pemujaan matahari dianggap sebagai pusat mitologi sebenarnya sangat jarang. Yang jauh lebih terkenal dan luas adalah mitos dan simbol yang berhubungan dengan bulan yang terus berubah. Bulan bergerak melalui perputaran mendatangkan pasang dan surut air samudera, datang dan perginya hujan yang mengakibatkan tumbuhnya tanaman dan kesuburan tanah.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Simbolisme Langit (Dewa Langit)

>
Salah satu unsur yang paling umum dari kebudayaan purba adalah kepercayaan pada dewa-dewa langit yang karakternya ditandai dengan sifat langit yang luas di atas bumi. Langit membawa arti tentang transedensi sebuah bentangan yang di angkat tinggi di atas bumi, sesuatu yang tak terbatas, berkuasa dan abadi penuh otoritas dan realitas. Seperti Dewa Olorum di kalangan suku-suku Yoruba di Afrika dianggap dewa langit pemilik langit atau Dewa Ahura Mazda dari Iran dianggap dewa langit pemberi suatu hukum dan penegak aturan moral di dunia.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Agama

>
Agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut penganut yang berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.
Baca Selengkapnya...

Wahana Antropologi - Macam Macam Bentuk Kesenian Di Masyarakat

>
Ada beberapa bentuk kesenian di masyarakat, di antaranya folklore adalah istilah dari abad kesembilan belas untuk menunjuk cerita lisan tradisional dan pepatah-pepatah petani Eropa, dan kemudian diperlukan sehingga meliputi tradisi lisan yang terdapat di semua masyarakat. Epik adalah cerita lisan yang panjang, kadang-kadang dalam bentuk puisi atau prosa ritmis, yang menceritakan perbuatanperbuatan besar dalam kehidupan orang yang sebenarnya atau yang ada dalam legenda. Kedua bentuk kesenian cerita ini digunakan
untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak di Eropa maupun Amerika.

William A. Havikad (1999: 231)
Baca Selengkapnya...

Referensi :

Sebagian artikel yang tidak tertulis referensi nya adalah bersumber dari buku catatan sekolah.. Jika anda ingin memposting artikel bersumber dari blog ini, Mohon sertakan Referensinya agar anda tidak melanggar Aturan Penulisan, Terima Kasih :))