Minggu, Juli 28, 2013

Keteladanan Abubakar As-Sidiq

>
Di antara keteladanan Abu Bakar As-Siddiq ialah:
a. Abu Bakar mempunyai keimanan yang kuat dan kokoh. Keyakinannya kepada Allah dan Rasul-Nya tidak pernah goyah sedikitpun. Ia termasuk dalam golongan orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Demi membela Allah dan Rasul-Nya, Abu Bakar mengurbankan apa saja yang ia miliki. Hal itu sebagai wujud dari keimanan yang teguh.

b. Abu Bakar berjuang tanpa pamrih. Selama ia mendampingi Rasulullah hijrah dengan niat yang tulus ikhlas. Ia tidak pernah mengambil keuntungan baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya. Bahkan setelah ia menjadi khalifah lebih banyak menyumbangkan seluruh harta dan pemikirannya untuk perkembangan Islam.

c. Abu Bakar orang yang sangat setia kepada kejujuran dan kebenaran. Semua ucapan dan perbuatannya selalu berdasarkan kebenaran dan untuk kebenaran, berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Kesetiaan kepada kebenaran akan melahirkan kejujuran, dan kejujuran akan membawa ke surga. Kesetiaan Abu Bakar kepada Allah dan Rasul-Nya akan melahirkan keikhlasan untuk mengamalkan agama Islam sepenuhnya serta kesediaan membela agama Islam dan kaum muslimin.
Baca Selengkapnya...

Perilaku Umar Bin Khattab Yang Harus Kita Teladani

>
Umar bin Kha¯¯ab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Sebagai khalifah, Umar merupakan pemimpin ideal. Hidupnya bersama keluarganya sangat sederhana. Ia juga sangat adil dan dekat dengan rakyatnya. Pada malam hari ia sering berkeliling kampung untuk mengamati keadaan rakyatnya.

Banyak hal yang patut diteladani dari Umar bin Kha¯¯ab, terutama sikap, perilaku dan kepribadiannya. Adapun perilaku Umar bin Kha¯¯ab yang patut kita teladani sebagai berikut.

1. Bangsawan yang cerdas dan pemberani. Ketika hijrah ke Madinah Umar bin Kha¯¯ab berkata, siapa yang berani menghalangi hijrahku silakan menghadangnya.

2. Sebagai sahabat setia yang selalu mendampingi perjuangan Nabi Muhammad saw. Umar bin Kha¯¯ab setelah masuk Islam setia mendampingi Rasulullah dalam setiap perjuangannya. Ia sangat tegas kepada kaum kafir yang menghalangi dakwah Islam.

3. Mempunyai sikap tegas, teguh pendirian dan bijaksana dalam mengambil tindakan.

4. Sangat memperhatikan kepentingan rakyat kecil.

5. Sangat sederhana pola hidupnya. Pada suatu hari Umar bin Kha¯¯ab bertanya kepada sebagian sahabat, keadaanku yang bagaimanakah yang tidak engkau sukai? Sahabat menjawab, “Engkau memakan dua apem dan memakai dua baju, satu untuk siang dan satunya lagi untuk malam. Sejak saat itulah ia hanya makan satu apem dan memakai satu baju untuk siang dan malam.”

6. Dalam menjalankan pemerintahan selalu bertindak adil dan memperhatikan bawahannya.

7. Memiliki sikap kasih sayang terhadap rakyatnya dan sangat dermawan.
Baca Selengkapnya...

Kepribadian Abubakar As-Sidiq Yang Harus Kita Teladani

>
Adapun kepribadian Abubakar As-Sidiq yang patut kita teladani sebagai berikut.

a. Pemberani, Abu Bakar orang yang memiliki sikap pemberani. Hal itu dapat dilihat sewaktu menyertai Rasulullah saw hijrah ke Madinah dimana orangorang kafir Quraisy berupaya untuk membunuh beliau. Juga pada setiap peperangan yang terjadi, Abu Bakar senantiasa mendapingi beliau, bahkan tubuhnya dijadikan perisai untuk melindungi Rasulullah dari serangan panah dan tombak kaum kafir.

b. Adil, Abu Bakar dalam menyelesaikan segala permasalahan diselesaikan dengan adil. Begitu pun dengan penyelesaian perselisihan senantiasa berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bila tidak ditemukan dalam As-Sunnah, ia memanggil para sahabat untuk bermusyawarah, barulah ia menetapkan hukum.

c. Amanah, Abu Bakar orangnya sangat amanah, artinya dapat dipercaya. Hal itu dapat dilihat pada waktu menjabat sebagai khalifah, ia menggunakan uang negara sesuai pada tempatnya. Dan setelah ia tidak menjabat sebagai khalifah semua harta negara dikembalikan kepada baitul mal.

d. Pemurah, Abu Bakar orangnya dermawan dan murah hati. Hal itu dapat dilihat dari kedermawanannya untuk memerdekakan budak-budak yang hendak masuk Islam dari penganiayaan majikannya. Juga menyumbangkan seluruh hartanya untuk kepentingan Allah dan Rasul-Nya.

e. Tawadu’, Abu Bakar orang tawadu’, artinya tidak sombong dan tidak angkuh, baik sebelum menjadi maupun setelah menjadi khalifah. Ia berlaku lemah lembut kepada siapa saja.

f. Pengasih, Abu Bakar sangat menaruh rasa kasih sayang kepada siapa saja. Ia sangat memperhatikan keperluan orang-orang miskin, terutama para janda pejuang Islam.

g. Sopan santun, Abu Bakar berperilaku sopan santun. Dalam suatu majelis beliau mempersilakan Ali bin Abi Talib duduk di antara dirinya dan Nabi, padahal Ali jauh lebih muda.

h. Suka minta maaf, suatu ketika Abu Bakar berselisih dengan sahabat yang bernama Rabiah dan mengeluarkan kata-kata sehingga Rabiah tersinggung. Setelah Abu Bakar menyadari kesalahannya, maka ia segera minta maaf kepada Rabiah. Abu Bakar mohon kepada Rabiah agar ia mengeluarkan katakata seperti apa yang diucapkan kepadanya.
Baca Selengkapnya...

Umar bin Khattab

>
Seorang pembantu Umar, Aslam berkata, “Suatu ketika aku pernah bersama Umar pergi menuju kota Hirah. Kemudian terlihat ada nyala api di suatu tempat di atas gunung.” Umar berkata, “Mungkin ini satu kafilah yang karena kemalaman, mereka tidak sampai ke kota. Mereka terpaksa menunggu di luar kota. Mari kita lihat keadaan mereka, bagaimana penjagaan mereka pada malam itu.” Setelah sampai tempat nyala api tersebut, ternyata seorang wanita dengan beberapa anak kecil di sekelilingnya sedang menangis meronta-ronta. Sementara wanita itu sedang merebus air dalam sebuah panci di atas tungku yang menyala.

Umar memberi salam kepada perempuan tersebut dan meminta izin untuk mendekat dan kemudian ia bertanya, “Mengapa anak-anak ini menangis?” Seorang ibu tersebut menjawab, “Mereka menangis karena tidak dapat menahan lapar.” Umar bertanya lagi, “Apa yang sedang dimasak dalam panci itu?” Ibu itu menjawab, “Panci ini dipenuhi dengan air, semata-mata untuk mengelabui mereka agar senang karena menyangka bahwa saya sedang memasakkan makanan untuk mereka, sehingga mereka akan tertidur. Semoga Allah mengambil keputusan atas Amirul Mukminin Umar yang tidak mau tahu dengan kesusahanku ini.” Umar pun meneteskan air mata seraya berkata, “Semoga Allah merahmatimu, tetapi bagaimana Umar bisa mengetahui keadaanmu?” tanya Umar melanjutkan.

Wanita itu menjawab, “Seharus ia memperhatikan keadaan kami.” Aslam melanjutkan ceritanya, “Kemudian Umar mengajakku kembali ke Madinah. Ia mengeluarkan sekarung gandum, kurma, minyak, beberapa potong kain, dan beberapa dirham uang dari Baitul Maal. Ia penuhi isi karung itu, setelah penuh, Umar berkata kepadaku, “Letakkanlah karung ini di pundakku wahai Aslam.” Aku menjawab, “Biarkan saya yang membawanya wahai Amirul Mukminin?” Umar berkata, “Tidak, letakkan saja di atas pundakku.” Dua, tiga kali aku menawarkan diriku dengan sedikit memaksanya, kemudian ia berkata, “Apakah engkau akan memikul dosa-dosaku nanti pada hari kiamat?” Tidak, aku sendirilah yang akan memikulnya. Karena mengenai perkara ini aku sendiri yang harus mempertanggungjawabkan.”

Sesampainya di sana, langsung Umar memberikan sekarung bawaannya kepada wanita tersebut. Maka wanita lalu memasak tepung, dan sedikit minyak, ditambah dengan kurma, lalu diaduk, dan ia menceritakan sendiri yang menyalakan tungkunya.” Setelah selesai, maka anak-anak itu itu bermain-main dengan riang, sedang ibunya tampak bahagia. Ia berkata, “Semoga Allah memberi balasan yang baik, seharusnya engkau yang lebih berhak menjadi khalifah, bukan Umar.” Kemudian Umar menyahut pertanyaan ibu tersebut, “Jika engkau pergi menjumpai khalifah, engkau pun akan menjumpai aku di sana.”
Baca Selengkapnya...

Orang Yang Diwajibkan Berpuasa

>Orang Yang Diwajibkan Berpuasa:
1) Islam
2) Berakal sehat
3) Balig
4) Mampu melaksanakan
Baca Selengkapnya...

Syarat Sah Puasa

>Syarat sah puasa adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar puasa seseorang dapat diterima oleh Allah swt.

1) Beragama Islam, orang yang beragama selain Islam apabila berpuasa maka puasanya tidak diterima di sisi Allah swt.
2) Mumayiz, dapat membedakan yang baik dan buruk atau balig.
3) Suci dari haid dan nifas.
4) Tidak pada hari yang dilarang berpuasa.
Baca Selengkapnya...

Sunah Sunah Puasa

>
Sunah-sunah puasa adalah amalan yang jika dilakukan pada saat puasa akan menambah pahala, namun jika tidak dilakukan tidak berdosa. Sunah-sunah puasa antara lain:
a. Mengakhirkan makan sahur.
b. Menyegerakan berbuka puasa setelah masuk waktu berbuka.
c. Berbuka dengan kurma atau sesuatu yang manis.
d. Berdoa sewaktu berbuka.
e. Mengakhirkan makan sahur.
f. Memperbanyak iktikaf di masjid, terutama pada akhir bulan Ramadan,
g. Memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur’an dan salat sunah.
h. Memperbanyak amal kebaikan seperti sedekah, tolong-menolong dalam kebaikan, membantu fakir miskin, menyantuni anak yatim.
Baca Selengkapnya...

Yang Membatalkan Puasa

>Beberapa hal yang membatalkan puasa antara lain:
a. Makan dan minum dengan sengaja.
b. Keluar mani dengan sengaja.
c. Nifas.
d. Haid.
e. Berubah akal, mabuk, pingsan.
f. Muntah dengan sengaja.
g. Murtad (keluar dari Islam).
h. Hubungan suami istri waktu siang hari pada saat berpuasa.
Baca Selengkapnya...

Orang Yang Boleh Segera Berbuka Puasa

>Orang yang karena hal-hal tertentu diperbolehkan berbuka puasa, yaitu:
a. Orang yang sakit parah (harus mengqada, yaitu mengganti sejumlah hari yang ditinggalkan).
b. Orang yang dalam perjalanan jauh atau musafir (wajib mengqada atau mengganti)
c. Orang lanjut usia berkewajiban membayar fidiah, yaitu bersedekah tiga perempat liter beras kepada fakir miskin.
d. Orang yang hamil tua dan menyusui berkewajiban membayar fidiah.
Baca Selengkapnya...

Hikmah Puasa Ramadhan

>
Puasa pada bulan Ramadan memiliki hikmah yang cukup penting bagi setiap orang yang beriman. Oleh sebab itu kita diperintahkan untuk menghidupkan malam bulan Ramadan dengan berbagai amal salih agar supaya kita mendapat rida dan ampunan. Adapun beberapa hikmah yang dapat dipetik dari puasa bulan Ramadan antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan Allah, puasa Ramadan mendidik manusia untuk senantiasa mensukuri nikmat pemberian Allah swt. Dengan berpuasa melatih jiwa kita untuk senantiasa ingat pada kenikmatan yang telah diberikan kepada kita. Sehingga dapat menimbulkan sikap sabar dan tawakal.

2. Mendidik umat untuk taat kepada peraturan (mendidik disiplin). Puasa mendidik kita untuk bersikap disiplin. Kita tidak akan makan dan minum sebelum waktu berbuka tiba, meskipun tidak ada orang yang melihatnya. 

3. Mendidik untuk berbelas kasihan kepada fakir miskin. Puasa mendidik kita untuk merasakan penderitaan orang-orang fakir dan miskin. Bagaimana keadaan orang yang berpuasa, baik kaya maupun miskin, mereka merasakan lapar dan dahaga. Hal itu mengingatkan kepada kita tentang bagaimana rasanya menahan lapar dan dahaga, sehingga kita dapat merasakannya.

4. Mendidik untuk hidup dengan tertib dan teratur. Puasa mendidik kita untuk selalu hidup teratur, teratur dalam makan, minum, maupun tidur. Dengan pola hidup yang teratur, maka semua aktivitas kehidupan terjadwal dengan baik. 5. Menjaga kesehatan. Puasa menjaga kesehatan jasmani maupun rohani kita. Menurut hasil penelitian telah banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara berpuasa. Rasulullah saw bersabda: “Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat”.
Baca Selengkapnya...

Rasulullah dan Seorang Pengemis

>
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi yang buta. Pengemis tersebut, hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata ”Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya.” Padahal setiap pagi yang mendatanginya dan membawakan makanan adalah Rasulullah. Tanpa berkata sepatah kata pun, Rasulullah menyuapi pengemis itu, meskipun ia selalu berpesan agar tidak mendekati Muhammad. Rasulullah melakukannya hingga menjelang beliau wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan kepada pengemis yang buta itu.

Suatu hari, Abubakar berkunjung ke rumah Aisyah. Beliau bertanya, ”Wahai Aisyah adakah sunah Rasulullah yang belum aku kerjakan”, Aisyah menjawab pertanyaan ayahnya, ”Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunah hampir tidak ada satu sunah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunah saja”. ”Apakah itu?”, tanya Abubakar. ”Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis buta yang berada di sana”, kata Aisyah.

Keesokan harinya, Abubakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar mulai menyuapinya, si pengemis marah dan berteriak, ”Siapakah kamu?” Abubakar menjawab, ”Aku orang yang biasa datang kemari”. Jawab pengemis, ”Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.”

”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu. Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah.

Pengemis itu menangis dan berkata, ”Benarkah demikian?” selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar. Demikianlah akhirnya ia masuk Islam.
Baca Selengkapnya...

Referensi :

Sebagian artikel yang tidak tertulis referensi nya adalah bersumber dari buku catatan sekolah.. Jika anda ingin memposting artikel bersumber dari blog ini, Mohon sertakan Referensinya agar anda tidak melanggar Aturan Penulisan, Terima Kasih :))